ff POSISI MAYAT KETIKA DISHALATKAN - aswajacity

POSISI MAYAT KETIKA DISHALATKAN

POSISI MAYAT KETIKA DISHALATKAN
DESKRIPSI MASALAH
Umumnya masyarakat ketika shalat jenazah menyamakan posisi kepala mayat, baik mayat perempuan maupun  laki-laki yaitu posisi kepala mayat berada di arah kanan imam  sedangkan dari beberapa redaksi kitab Syāfi’iyyah menyatakan sebalik demikian sehingga ada sebagian orang menyalahkan amalan mayoritas masyarakat tersebut karena berpijak dari redaksi kitab-kitab Syāfi’iyyah yang mengindikasikan sebaliknya.
PERTANYAAN

1.      Dimanakah imam berdiri di ketika salat jenazah?
2.      Bagaimanakah sebenarnya posisi mayat diletakkan?
3.      Bagaimanakah pemahaman terhadap nash-nash kitab dalam masalah tersebut?
JAWABAN
1.      Posisi Imam Shalat Janazah
Jika mayat itu laki-laki maka imam berdiri setentang kepalanya. Dan jika mayat tersebut perempuan maka imam berdiri setentang pinggang.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah:
صلى على رجل فقام عند رأسه وعلي امرأة فقام عند عجيزتها
Artinya: Rasulullah shalat jenazah untuk seorang laki-laki, lalu beliau berdiri disisi kepalanya dan shala tuntuk wanita, beliau berdiri di sisi pinggangnya.
Penjelasan:
Para ulama Syafi’i tidak berbeda pendapat mengenai posisi imam berdiri untuk mayat wanita yaitu imam mengambil posisi sejajar pinggang mayat, adapun untuk mayat laki-laki, para ulama berbeda pendapat. Menurut pendapat kuat dikalangan jumhur: imam berdiri sejajar kepala. Sedangkan Pendapat dhaif: imam berdiri sejajar dada. Dalam kitab Raudah disebutkan:
السنة أن يقف الإمام عند عجيزة المرأة قطعا، وعند رأس الرجل على الصحيح الذي قطع به الجمهور. والثاني: عند صدره.[1]
Artinya: sunat bagi imam berdiri disisi pinggang wanita secara qatha’ (tidak ada perbedaan pendapat ulama) dan disisi kepala mayat laki-laki menurut pendapat yang shahih yang di qatha’ oleh jumhur ulama, pendapat yang kedua, imam berdiri pada sisi dadanya.
Dalam kitab al-Muhazzab dinyatakan:
والسنة ان يقف الامام فيها عند رأس الرجل وعند عجيزة المرأة وقال أبو علي الطبري السنة ان يقف عند صدر الرجل وعند عجيزة المرأة لما روى أن أنسارضي الله عنه " صلي علي رجل فقام عند رأسه وعلي امرأة فقام عند عجيزتها " فقال له العلاء بن زياد هكذا كانت صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم " صلي على امراة عند عجيزتها وعلي الرجل عند رأسه قال نعم.[2]
Artinya: sunnah bagi imam berdiri di sisi kepala mayat laki-laki dan di sisi punggung mayat perempuan. Abu Ali ath-Thabari berpendapat: sunat bagi imam berdiri di sisi dada mayat laki-laki dan punggung mayat wanita. Karena ada riwayat bahwa Anas ra shalat untuk seorang laki-laki, maka beliau berdiri pada sisi kepala dan shalat untuk wanita berdiri di sisi pinggulnya. Berkatalah ‘Ala` bin Ziyad: seperti inilah shalat Rasulullah SAW, beliau shalat untuk mayat wanita di sisi punggungnya dan bagi laki-laki di sisi kepalanya, beliau menajawab: benar.
            Imam berdiri sejajar kepala mayat laki-laki karena mengikuti Rasulullah Saw yaitu hadis yang dianggap hasan oleh imam Turmizi begitu pula untuk mayat perempuan karena juga ada hadis yang diriwayat oleh imam Bukhari dan Muslim. Sedangkan khunsa dikias dengan perempuan.
( ويقف ) ندبا ( غير مأموم ) من إمام ومنفرد ( عند رأس ذكر وعجز غيره ) من أنثى وخنثى للاتباع في غير الخنثى رواه الترمذي وحسنه في الذكر والشيخان في الأنثى وقياسا على الأنثى في الخنثى وحكمة المخالفة المبالغة في ستر غير الذكر وتعبيري بما ذكر أولى من قوله ويقف عند رأس الرجل وعجزها .[3]
2.      Arah kepala Mayat.
Selain posisi imam, arah kepala mayat juga terjadi perbedaan pendapat para ulama.
Untuk mayat Laki-laki ada dua pendapat:
a.    Kepala mayat ke arah kiri imam, sehingga ketika imam berdiri setentang   kepala, maka bagian tubuh mayat lebih panjang ke arah kanan.
b.    kepala mayat ke arah kanan imam dan bagian tubuh lebih besar ke arah kiri.

Untuk mayat perempuan:
a.    Kepala mayat disebelah kanan imam.
Penjelasan:
Bila mayat itu laki-laki, maka kepala diletakkan sebelah kiri imam, dan sisa tubuh berada sebelah kanan. Ini bertolak belakang dengan praktek di dalam masyarakat yaitu kepala berada sebelah kanan dan sisa tubuh mayat sebelah kiri. Sedangkan untuk jenazah perempuan dan khunsa apabila dishalatkan bukan dikuburan nabi maka kepala diletakkan sebelah kanan imam dan sisa tubuh disebelah kiri. Ini adat yang berlaku sekarang. Namun apabila dishalatkan dikuburan nabi maka yang lebih baik mayat perempuan disamakan dengan laki-laki yaitu kepala sebelah kiri imam supaya kepala berada sebelah kuburan nabi. Keterangan ini terdapat dalam kitab Hasyiah bujairimi.
ويوضع رأس الذكر لجهة يسار الإمام ويكون غالبه لجهة يمينه خلافا لما عليه عمل الناس الآن ويكون رأس الأنثى والخنثى لجهة يمينه على عادة الناس الآن ع ش والحاصل أنه يجعل معظم الميت عن يمين المصلي فحينئذ يكون رأس الذكر جهة يسار المصلي والأنثى بالعكس إذا لم تكن عند القبر الشريف أما إذا كانت هناك فالأفضل جعل رأسها على اليسار كرأس الذكر ليكون رأسها جهة القبر الشريف سلوكا للأدب كما قاله بعض المحققين ا ه
Artinya: kepala laki-laki diletakkan sebelah kiri imam dan ma’dham tubuh mayat sebelah kanan, berbeda dengan amalan manusia sekarang. Dan kepala perempuan, khunsa disebelah kanan imam berdasarkan adat manusia. Kesimpulannya ma’zam mayat diletakkan sebelah kanan orang salat maka ketika itu, kepala mayat laki-laki sebelah kiri. perempuan sebalik laki-laki apabila bukan dikuburan nabi. Adapun apabila dikuburan nabi maka yang lebih baik kepala perempuan diletakkan sebelah kiri seperti kepala laki-laki agar kepala perempuan berada sebelah kuburan nabi sebagai bentuk sopan santun. seperti itu dikatakan oleh sebahagian ulama pengtahqiq.

c.         Pemahaman terhadap Nash-nash
Beranjak dari uraian di atas, khususnya untuk mayat laki-laki apakah kepala mayat diletakkan sebelah kiri(selatan) imam lalu sisa tubuhnya berada sebelah kanan (utara) atau mengikuti praktek masyarakat yakni kepala mayat berada sebelah kanan imam?
Dalam kitab Abuya Mudawali. Beliau seorang ulama berasal dari Aceh tepatnya di halaman 65 dijelaskan bahwa: Dalam Hasyiah Tuhfah pada pembahasan jenazah bahwa ibarat wal amal bikhilafihi dalam kitab mahalli jilid 4 menurut Imam Jalal Mahalli: mu’tamad. Maka dari kaedah ini dapat dipahami bahwa yang mu’tamad dalam kitab Bujairimi di atas adalah letak kepala mayat laki-laki dan perempuan sama yaitu sebelah kanan imam. Pernyataan ini sejalur dengan pendapat Syeh Abdullah Ba Saudan al-Hazrami dan dilakukan oleh ulama salaf dan orang-orang shalih yang ada di Hadhratu Maut Yaman bahwa mereka meletakkan kepala mayat laki-laki disebelah kanan imam.
:قال الشيخ عبد الله باسودان الحضرمي : لكنه مجرد بحث. وأخذ من كلام المجموع وفعل السلف من علماء وصلحاء في جهتنا حضرموت وغيرها جعل رأس الذكر في الصلاة عن اليمين أيضا. والمعول عليه هو النص إن وجد من مرجح لا على سبيل البحث والأخذ، و إلا، فما عليه الجمهور هنا هو الصواب إهـ من فتاويه إهـ

            Syech Ismail Zain dalam risalahnya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara mayat laki-laki dan perempuan letak posisi ketika di shalati, artinya keduanya tetap ditidurkan dengan kepala di utara.
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻓﻲ ﺳﻨﻨﻪ “ﺑﺎﺏ ﺃﻳﻦ ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺇﺫﺍ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ.” ﻭﺳﺎﻕ ﺳﻨﺪ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺇﻟﻰ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻞ ﻓﻘﺎﻡ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻪ ﻭﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻓﻘﺎﻡ ﻋﻨﺪ ﻋﺠﻴﺰﺗﻬﺎ. ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﻌﻼﺀ ﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ. ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺳﻤﺮﺓ ﺑﻦ ﺟﻨﺪﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻴﺖ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﺎﺗﺖ ﻓﻲ ﻧﻔﺎﺳﻬﺎ ﻓﻘﺎﻡ ﻭﺳﻄﻬﺎ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻷﻣﻴﺮ ﻓﻴﻪ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻋﻨﺪ ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫﺍ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﺪﻭﺏ.
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﺇﺳﺘﻘﺒﺎﻝ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺭﺟﻼ ﺃﻭ ﺍﻣﺮﺃﺓً ﺇﻫـ. ﻭﻋﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﻪ ﻳﻘﻒ ﺧﺬﺍﺀ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻋﻨﺪ ﻋﺠﻴﺰﺗﻬﺎ, ﻟﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ ﺇﻟﺦ. ﻳﻌﻨﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻤﺘﻘﺪﻡ. ﺩﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮﻳﻦ:
ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻭﺍﺟﺐ, ﻭﻫﻮ ﻣﺤﺎﺫﺍﺓ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻨﻔﺮﺩ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺑﺪﻧﻪ ﺟﺰﺀﺍ ﻣﻦ ﺑﺪﻥ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺃﻱَّ ﺟﺰﺀ ﻛﺎﻥ, ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﺭﺃﺳﻪ ﺃﻭ ﺑﻄﻨﻪ ﺃﻭ ﺭﺟﻠﻪ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ. ﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ ﻣﻨﺪﻭﺏ ﻭﻣﺴﺘﺤﺐ ﻭﻫﻮ ﻭﻗﻮﻓﻪ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻋﻨﺪ ﻋﺠﻴﺰﺓ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ. ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻫﻮ ﺃﺷﺮﻑ ﺃﻋﻀﺎﺀ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻓﺎﺳﺘﺤﺐ ﺍﻟﻮﻗﻮﻑ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺸﺮﻁ ﻣﺤﺎﺫﺍﺓ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﻟﻪ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﺍﺳﺘﺤﺐ ﺍﻟﻮﻗﻮﻑ ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻋﻨﺪ ﻋﺠﻴﺰﺗﻬﺎ ﻷﻧﻪ ﺃﺳﺘﺮ ﻟﻬﺎ. ﻭﻓﻲ ﻛﻼ ﺍﻟﺤﺎﻟﻴﻦ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﻴﺖ – ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﺭﺟﻼ ﺃﻭ ﺍﻣﺮﺃﺓ – ﻣﻤﺎ ﻳﻠﻲ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻻﻏﻴﺮ. ﻭﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﺷﺎﺭ ﻟﻪ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺑﻘﻮﻟﻬﻢ ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﻘﻒ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻋﺠﻴﺰﺓ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ. ﻭﺣﺮﺻﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺼﻮﻝ ﺍﻟﻤﺤﺎﺫﺍﺓ ﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺔ ﺑﻴﻘﻴﻦ. ﻗﺎﻟﻮﺍ:
ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﻈﻢ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻨﻔﺮﺩ ﻟﺘﺘﻢ ﺍﻟﻤﺤﺎﺫﺍﺓ ﻟﻜﻦ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﺒﺮ ﺑﺎﻟﻀﻤﻴﺮ ﺑﺪﻻ ﻋﻦ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﻘﻒ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﻈﻤﻪ ﻋﻠﻰ ﺟﻬﺔ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ.
ﻭﻣﻦ ﻫﻨﺎ ﺣﺼﻞ ﺍﻟﺘﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺓ ﻭﻧﺸﺄ ﺍﻟﻐﻠﻂ ﻓﻈﻦ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻀﻤﻴﺮ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﻣﻌﻈﻤﻪ ﻳﻌﻮﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺣﺘﻰ ﺇﻥ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﺒﺮ ﺑﺎﻟﻈﺎﻫﺮ ﺑﺪﻝ ﺍﻟﻤﻀﻤﺮ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻔﻬﻢ ﺍﻟﺴﻴﺊ ﻓﻘﺎﻝ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﻈﻢ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡﻭﻫﺬﺍ ﻛﻠﻪ ﻏﻠﻂ ﻭﺳﻮﺀ ﻓﻬﻢ, ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﻈﻢ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﺤﺼﻞ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﺤﺎﺫﺍﺓ ﺍﻟﻤﻄﻠﻮﺑﺔ.
ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺆﻳﺪ ﺃﻥ ﻣﺎ ﻗﻠﻨﺎﻩ ﻫﻮ ﺍﻟﺼﻮﺍﺏ ﻭﺃﻥ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﻫﻲ ﺧﻄﺄ ﻧﺎﺷﺊ ﻋﻦ ﺳﻮﺀ ﺍﻟﻔﻬﻢ ﻭﺗﺪﺍﻭﻝ ﺍﻷﻳﺪﻯ ﻟﻠﻌﺒﺎﺭﺓ ﺃﻧﻬﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﺃﻱ ﻓﻴﻘﻒ ﻋﻨﺪ ﻣﻮﺿﻊ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻋﻨﺪ ﻣﻮﺿﻊ ﻋﺠﻴﺰﺓ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ.
ﻭﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ ﺭﺟﻞ ﻭﻭﻗﻒ ﻋﻨﺪ ﻣﻮﺿﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﻭﻗﻒ ﻋﻨﺪ ﻣﻮﺿﻊ ﻋﺠﻴﺰﺗﻬﺎ. ﻓﻠﻮﻛﺎﻥ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻮﺍﺷﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺃﻥ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻟﻜﺎﻥ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻣﺴﺘﺪﺑﺮﺍ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ ﻓﺼﻼﺗﻪ ﺑﺎﻃﻠﺔ. ﻭﺣﺎﺷﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺻﻼﺓ ﺑﺎﻃﻠﺔ ﻣﺴﺘﺪﺑﺮﺍ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ.
ﻭﺣﺎﺷﺎ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﺑﻞ ﺣﺎﺷﺎ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ. ﻓﻴﺎ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺇﻥ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻤﺎ ﻳﻠﻰ ﻳﺴﺎﺭ ﺍﻹﻣﺎﻡ. ﺍﻓﺮﺽ ﺃﻧﻚ ﺗﺼﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻭﺗﺼﻮﺭ ﻭﺗﺨﻴﻞ ﻧﻔﺴﻚ ﺗﻤﺎﻣﺎ ﻓﻼ ﺗﺠﺪ ﻧﻔﺴﻚ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺇﻻ ﻣﺴﺘﺪﺑﺮﺍ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ.
ﻓﻌﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﻤﺘﻮﻥ ﻭﺍﻟﺸﺮﻭﺡ ﻛﻠﻬﺎ ﻣﻘﺼﻮﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﻔﻬﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻘﻂ, ﻓﻴﻘﻮﻟﻮﻥ ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﻘﻒ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻋﺠﻴﺰﺓ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﻺﺗﺒﺎﻉ.
ﺃﻣﺎ ﻗﻮﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻮﺍﺷﻲ ﺇﻥ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻳﺴﺎﺭ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﻓﻼ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ ﻭﻻ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻴﻪ, ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﺆﺩﻯ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﺎﻻﺕ ﺇﻟﻰ ﺑﻄﻼﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻘﺖ ﺍﻹﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻴﻪ.
ﻓﻬﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﻣﺼﺎﺭ. ﻭﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻑ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﺪﻋﻮﺍﻩ ﻇﺎﻫﺮﺓ ﺍﻟﺒﻄﻼﻥ ﺑﻌﻴﺪﺓ ﻋﻦ ﺍﻹﺗﺒﺎﻉ ﻣﺪﺍﺭﻫﺎ ﺳﻮﺀ ﺍﻟﻔﻬﻢ.

Dari beberapa redaksi kitab di atas bisa disimpulkan bahwa  :

  1. Imam berdiri sejajar kepala apabila jenazah itu laki-laki dan di pinggang bila mayat itu perempuan atau khunsa.
  2. Jika mayat itu perempuan atau khunsa maka kepalanya diletakkan sebelah kanan(utara)  iman atau mumfarid(orang shalat sendiri) dan sisa tubuhnya sebelah kiri. Untuk mayat laki-laki, kepala diletakkan sebelah kiri imam, lalu bagian tubuh mayat lebih panjang ke arah kanan. Ini berbeda dengan praktek mayoritas masyarakat yaitu kepala mayat disebelah kanan imam dan sisa tubuhnya sebelah kiri.
  3. Dalam praktek keseharian masyarakat yang sekilas bertentangan dengan rincian di atas rupanya praktek tersebut berlandaskan kepada pendapat yang mu’tamad karena dalam literature fiqh sighatوالعمل بخلافه  termasuk dalam sighat tarjih. Maka menurut pendapat yang rajih (kuat), posisi kepala mayat perempuan dan laki-laki sama saja, yaitu berada sebelah kanan imam sebagaimana praktek yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat saat ini.




[1]Imam Nawawi, Raudhah Thalibin, Juz.II, h. 122.
[2]Abi Ishaq Ibrahim al-Syirazi, al-Majmu’ Syarah Muhazzab, Juz.VI, (Beirut: Darul Kutub, 1971), h.212.

[3]Sulaiman bin Umar al-Azhari, Hasyiah Jamal ‘ala Syarah al-Manhaj, Juz. II, (Maktabah Syamilah), h.188.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "POSISI MAYAT KETIKA DISHALATKAN"

  1. Lumayan juga nih, nambah wawasan pikir, Tidak bikin kaku dan g kagetan

    BalasHapus